Putus cinta adalah hal yang menyakitkan bagi setiap orang. Kesal, marah,
merasa kesepian dan terasingkan merupakan perasaan yang wajar dirasakan
setiap orang setelah putus cinta.
Sama seperti fase pacaran (kenalan, pendekatan, kencan, menjadi
kekasih), putus cinta pun memiliki tahapan atau fasenya sendiri. Setiap
orang pasti mengalaminya setelah putus cinta dan itu sangat wajar.
Pastikan Anda bisa tegar melewati setiap tahapnya, dan hidup baru yang
lebih baik akan bisa diraih.
Berikut ini enam fase yang akan Anda alami setelah putus cinta, dan tips mengatasinya, seperti dikutip dari She Knows.
Fase Pertama: Syok
Saat jalinan asmara berakhir, mungkin Anda akan syok, merasa tidak
sanggup menghadapi apa yang akan terjadi selanjutnya. Bingung, merana,
sakit hati dan takut kesepian biasanya dirasakan saat fase ini. Perasaan
itu bisa saja berlangsung hanya satu menit, tapi juga bisa seminggu
bahkan berbulan-bulan; bila putus cinta terjadi secara mendadak. Secara
fisik, mungkin Anda akan mengalami sulit bernapas dan tidur tak nyenyak.
Jangan terburu panik jika mengalami hal-hal di atas. Terkejut atau
syok merupakan reaksi alami, sebagai perlindungan tubuh dari rasa sakit.
Untuk mengurangi keterkejutan dan depresi, cobalah tenangkan diri
dengan meditasi atau berjalan-jalan di sekitar kompleks rumah, taman
kota dan kawasan hijau lainnya.
Fase Kedua: Penyangkalan
“Tidak, ini tidak benar-benar terjadi”. Mungkin kata-kata itu yang
terlintas dalam pikiran ketika masih diliputi kesedihan karena putus
cinta. Anda berusaha menolak keadaan yang sebenarnya, dengan harapan
masih bisa kembali pada sang kekasih. Pada fase ini, biasanya seseorang
yang baru putus cinta masih sering menelepon, mengirim e-mail, melakukan
chat online atau memata-matai mantannya lewat Facebook.
Terimalah keadaan bahwa Anda dan pasangan sudah tidak bisa lagi
bersama. Ada baiknya mencari orang (bisa keluarga atau sahabat) agar
bisa melampiaskan semua yang Anda rasakan. Tidak usah berusaha tegar
atau tenang. Memendam perasaan hanya akan membuat Anda semakin emosional
dan terperangkap dalam perasaan tidak menentu.
Fase Ketiga: Menyendiri
Meskipun perlu dorongan dari teman atau orang terdekat untuk tetap
optimis melangkah ke depan, ada kalanya Anda ingin menyendiri. Enggan
bertemu teman, malas datang ke acara-acara khusus atau coba menghindar
dari orang-orang yang Anda kenal.
Boleh saja mencoba ‘menikmati’ kesedihan seorang diri. Tapi jangan
biarkan Anda terisolasi dari dunia luar terlalu lama. Berhentilah
meratapi diri sendiri dan memikirkan hal-hal negatif. Segarkan tubuh dan
pikiran dengan mandi air hangat, lalu rencanakan jadwal ke mana Anda
akan pergi seharian. Bisa nonton film, ke kafe, atau ajak teman-teman ke
arena game station dan bowling.
Fase Keempat: Menyimpan Amarah
Pada fase ini, Anda mungkin sudah bisa menerima kenyataan kalau hubungan
sudah berakhir. Anda pun tak lagi mengasingkan diri. Namun kemarahan
masih bersarang di hati Anda. Segala sesuatu yang mengingatkan Anda pada
dia; makanan kesukaan, barang-barang pemberian dan tontonan favoritnya
membuat Anda lekas kesal atau marah. Anda mungkin berniat merobek
foto-fotonya, bahkan menjelekkan mantan di depan orang yang mengenalnya.
Melakukan tindakan kasar agar sang mantan menyesal memutuskan Anda,
tidak akan membawa keuntungan apa-apa selain –mungkin– rasa puas. Tapi
apakah kepuasan yang benar-benar Anda cari? Pada akhirnya, Anda akan
selalu terjerat dalam masa lalu dan sulit melangkah ke depan. Jika
amarah tak bisa Anda kontrol, coba luapkan ke dalam tulisan atau ajak
teman-teman berkaraoke dan nyanyikan lagu-lagu favorit. Anda pasti akan
merasa lebih baik.
Fase Kelima: Berharap Si Dia Akan Kembali
Anda berharap masih bisa memperbaiki hubungan yang telah rusak.
Terkadang juga Anda cenderung menyalahkan diri sendiri, kenapa asmara
ini bisa berakhir. Di fase ini, seseorang yang putus cinta biasanya akan
berusaha tampil semenarik mungkin untuk mencuri kembali perhatian
mantan kekasihnya.
Yang berlalu biarlah berlalu. Kalaupun Anda ingin tampil cantik,
lakukanlah demi diri sendiri, bukan orang lain. Bayangkan hal-hal yang
membuat Anda bahagia dan buatlah rencana Anda ke depannya. Mungkin Anda
bisa lebih fokus pada karir atau hobi. Dengan begitu, Anda
perlahan-lahan akan melupakan mantan dan menjadi orang baru yang lebih
optimis.
Fase Keenam: Penerimaan
Di tahap ini, Anda sudah mulai mengerti kenapa putus dengannya, dan
menekankan pada diri sendiri kalau bisa menjadi orang yang lebih baik
lagi. Anda pun menyadari bahwa masa lalu dan pengalaman adalah guru
terbaik untuk melangkah lebih baik di masa depan. Mencapai fase ini,
mungkin bukan sesuatu yang mudah dan perlu waktu hingga berbulan-bulan.
Setelah mencapainya, tidak ada salahnya merayakan keberhasilan dengan
membeli hadiah untuk diri sendiri. Bisa sesuatu yang sudah Anda
idam-idamkan sejak lama, atau makanan kesukaan. Mungkin akan ada sedikit
kenangan pahit yang terlintas, tapi itu adalah hal wajar. Yang penting,
harus tetap berpikir positif.
Sumber: http://www.beritaunik.net
Tidak ada komentar:
Posting Komentar