Jumat, 30 November 2012
Hati Hati Membawa Hati
Hati ada 3 jenis : Hati hidup, hati mati dan hati yang sakit. Hati yang hidup, hati yang sehat yaitu hatinya orang-orang yang beriman. Hati yang mati adalah hatinya orang-orang kafir. Adapun hati yang sakit hatinya orang muslim yang banyak maksiat.
Hati yang sehat ialah hati yang bersih dari berbagai syahwat yang menyalahi perintah Allah. Bebas dari syubhat yang bertentangan dengan arahan Allah. Mencintai Allah dan Rasul, mentaati, tunduk dan patuh. Bertawakkal kepada Allah dan mengutamakan mencari keridhoan Allah.
Hati yang mati, tiada kehidupan di dalamnya. Tidak mengenal Allah, tidak beribadah kepada-Nya, tidak peduli pada ridho atau murka-Nya demi menuruti hawa nafsu. Mencintai atau membenci bukan karena Allah tapi karena nafsunya. Hawa nafsulah pemimpinnya, syahwat komandannya, kebodohan sopirnya dan kelalaian adalah kendaraannya.
Hati yang sakit, yaitu hati yang sebenarnya memiliki kehidupan, namun di dalamnya tersimpan benih-benih penyakit. Kadang ia hidup dan kadang pula berpenyakit, tergantung ketahanan hatinya.
Keadaan hati yang pertama tersebut putih dan memancarkan cahaya keimanan. Jika dihadapkan dengan fitnah maka ia menolaknya. Itulah hati murni yang di dalamnya terdapat pelita yang menyala, yaitu hati orang-orang mukmin.
Keadaan hati yang kedua juga disebut hati yang tertutup dalam kemasan hitam yaitu hati orang-orang kafir. Atau juga disebut hati yang terbali yaitu hati orang-orang munafik. Keadaan hati yang ketiga bisa menimpa orang-orang muslim yang kurang waspada dalam menjaga kesehatan dan kebersihan hatinya sehingga mudah dihinggapi penyakit. Jika semakin parah bisa mati ataupun terbalik.
Hati Sehat Dan Ciri-Cirinya :
1. Menerima kebenaran, selalu mengajak dirinya untuk mengetahui yang haq dan ittiba'
kepadanya.
2. Cinta kepada al-Haq dan lapang dada terhadap Islam. Ia senantiasa merindukan
untuk dapat mengabdikan diri di jalan Allah (berkhidmat), seperti rindunya
seseorang kepada orang yang dicintainya.
3. Selalu menyambut seruan iman dan cinta kepada hal-hal yang menambah
kekuatan iman. Jika ia tertinggal wiridnya dari Al Qur'an atau Dzikrullah atau tidak
melaksanakan ketaatan kepada Allah SWT, maka ia merasa gelisah dan kecewa
melebihi gelisahnya orang yang kehilangan hartanya.
4. Memiliki keyakinan yang kokoh yang tidak diguncangkan keraguan. Hatinya lembut
dalam menghadapi peringatan Allah. Cita-citanya hanya satu, yaitu bagaimana agar
bisa selalu taat kepada Allah SWT.
5. Bila sedang melakukan shalat, maka sirnalah semua kegundahannya pada
kenikmatan dunia yang semu. Di dalam shalat telah ia temukan kenikmatan
dan kesejukan jiwa yang suci.
6. Sangat menghargai waktu dan tidak menyia-nyiakannya dari Dzikrullah,
melebihi rasa khawatirnya seseorang yang kehilangan hartanya.
7. Lebih mengutamakan pada pencapaian kualitas atas suatu amal perbuatan
daripada kuantitasnya. Ia lebih condong pada keikhlasan dalam beramal, mengikuti
petunjuk syari'at Rasulullah SAW. dan ihsan beribadah.
8. Condong ke akhirat sebagai tempat yang abadi dan menghindarkan diri dari dunia
yang menipu dan mempersiapkan diri untuk kematiannya sebelum ia mati, seakan-
akan dia telah meninggalkan dunia ini dan menetap di kampung akhirat sehingga ia
rasakan di dunia ini sebagai orang asing yang singgah sebentar untuk mengambil
keperluannya lalu kembali ke kampung akhiratnya.
Sumber : nurisfm.blogspot.com
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar