detik waktu berdentang pelan berayun mendesah dalam jam dinding yang sudah usang
tak kusadari aku sekian lama menari dalam ketidakpastian,,, di ujung di sudut tembok rapuh ini
aku yang terus menatap sayu menatap tanpa arti menunduk di sudut ini
aku tersadar saat dentingan sang waktu meneriakkan kata kata untukku
seakan waktu tak rela aku terus seperti ini,,, teriakannya menghujam menghancurkan pelupuk-pelupuk hatiku
dengan langkah goyah aku menjauh dari tempat ini,,, dengan mata sayu aku menatap langkahku
aku berlari keluar dari sudut yang memuakkan ini
walau di luar terlihat pekatnya malam tapi terpaku menyudut justru akan terbunuh oleh hentakan waktu yang kejam.................
aku berjalan menanti sesuatu yang akan menyinariku,,,,,,, sayup terdengar suara denting waktu yang kian memudar..
aku semakin jauh dari tempatku tersudut,,,,, aku semakin dekat dengan taman kelam ketidakpastian
ku hentakkan langkah-langkah ini,,, ku temui jalan-jalan yang tak asing bagiku
aku pernah melewati jalan-jalan ini,,,,,
jalan dimana aku berharap dan aku terhempas terkoyak bersama sayapku
jalan dimana aku mencinta dan aku terjerat rantai cintaku sendiri
jalan dimana aku mengadu,,, terlihat sang wajah bidadari manis dan aku terkoyak tajam senyumannya
jalan dimana aku bersandar, dan aku terkulai,,, terdiam di antara tawa sejuta setan ketidakpastian
dan jalan dimana aku rangkai sayapku,,, namun di ujung jalan terbisik kala aku akan mati bersama sayapku
aku menjauh... aku tak mau kembali lagi, tersudut di sudut tembok rapuh berjeritkan dentuman denting waktu yang menyeyatku,,, dan akupun tak mau lagi berjalan terbang bersama sayapku menyusuri jalan-jalan yang pernah membunuhku.
sejenak ku bertanya, aku lepas sayap-sayapku,,,,, ku rangkai jiwaku kembali,, ku buka mata yang selama ini tertutup,,,,, ku berlari bersama angin-angin malam yang akan menemaniku dengan lantunan desah iramanya
aku tak ingin lagi berjalan dengan kaki-kaki yang penuh luka,, luka yang telah tersayat tajam ilalang dari para dewi yang telah tertawa bersama lukaku,,,,,
aku terus terbang bersama alunan irama angin malam yang entah membawaku kemana,,
hingga di ujung perjalananku aku temui seonggok jiwa yang juga rindu dengan nyanyian cinta
nyanyian kedamaian bukan nyanyian penggoda yang penuh dengan nada-nada yang berduri
aku berhenti,,, ku belai lembut seonggok jiwa yang sudah tak asing lagi bagiku
aku ingin kau tak lagi pergi dari tempatmu tersudut
ku bawa kau terbang bersamaku walau separuh sayapku masih terluka dengan darah-darah yang telah melukaiku.
hujan pasti akan membasuh darah-darah ini
angin malam pasti akan menyanyikan lagu-lagu cinta untuk kita
pekat malam pasti akan segera berakhir
jika kau percaya pagi, malam pun akan segera berganti
kaulah jalanku yang baru........................
seonggok jiwa yang rindu akan nyanyian cinta
berharap pagi datang hapus semua pekat
Sumber : devamelodica.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar