Jumat, 30 November 2012
Hati Hati Membawa Hati
Hati ada 3 jenis : Hati hidup, hati mati dan hati yang sakit. Hati yang hidup, hati yang sehat yaitu hatinya orang-orang yang beriman. Hati yang mati adalah hatinya orang-orang kafir. Adapun hati yang sakit hatinya orang muslim yang banyak maksiat.
Hati yang sehat ialah hati yang bersih dari berbagai syahwat yang menyalahi perintah Allah. Bebas dari syubhat yang bertentangan dengan arahan Allah. Mencintai Allah dan Rasul, mentaati, tunduk dan patuh. Bertawakkal kepada Allah dan mengutamakan mencari keridhoan Allah.
Hati yang mati, tiada kehidupan di dalamnya. Tidak mengenal Allah, tidak beribadah kepada-Nya, tidak peduli pada ridho atau murka-Nya demi menuruti hawa nafsu. Mencintai atau membenci bukan karena Allah tapi karena nafsunya. Hawa nafsulah pemimpinnya, syahwat komandannya, kebodohan sopirnya dan kelalaian adalah kendaraannya.
Hati yang sakit, yaitu hati yang sebenarnya memiliki kehidupan, namun di dalamnya tersimpan benih-benih penyakit. Kadang ia hidup dan kadang pula berpenyakit, tergantung ketahanan hatinya.
Keadaan hati yang pertama tersebut putih dan memancarkan cahaya keimanan. Jika dihadapkan dengan fitnah maka ia menolaknya. Itulah hati murni yang di dalamnya terdapat pelita yang menyala, yaitu hati orang-orang mukmin.
Keadaan hati yang kedua juga disebut hati yang tertutup dalam kemasan hitam yaitu hati orang-orang kafir. Atau juga disebut hati yang terbali yaitu hati orang-orang munafik. Keadaan hati yang ketiga bisa menimpa orang-orang muslim yang kurang waspada dalam menjaga kesehatan dan kebersihan hatinya sehingga mudah dihinggapi penyakit. Jika semakin parah bisa mati ataupun terbalik.
Hati Sehat Dan Ciri-Cirinya :
1. Menerima kebenaran, selalu mengajak dirinya untuk mengetahui yang haq dan ittiba'
kepadanya.
2. Cinta kepada al-Haq dan lapang dada terhadap Islam. Ia senantiasa merindukan
untuk dapat mengabdikan diri di jalan Allah (berkhidmat), seperti rindunya
seseorang kepada orang yang dicintainya.
3. Selalu menyambut seruan iman dan cinta kepada hal-hal yang menambah
kekuatan iman. Jika ia tertinggal wiridnya dari Al Qur'an atau Dzikrullah atau tidak
melaksanakan ketaatan kepada Allah SWT, maka ia merasa gelisah dan kecewa
melebihi gelisahnya orang yang kehilangan hartanya.
4. Memiliki keyakinan yang kokoh yang tidak diguncangkan keraguan. Hatinya lembut
dalam menghadapi peringatan Allah. Cita-citanya hanya satu, yaitu bagaimana agar
bisa selalu taat kepada Allah SWT.
5. Bila sedang melakukan shalat, maka sirnalah semua kegundahannya pada
kenikmatan dunia yang semu. Di dalam shalat telah ia temukan kenikmatan
dan kesejukan jiwa yang suci.
6. Sangat menghargai waktu dan tidak menyia-nyiakannya dari Dzikrullah,
melebihi rasa khawatirnya seseorang yang kehilangan hartanya.
7. Lebih mengutamakan pada pencapaian kualitas atas suatu amal perbuatan
daripada kuantitasnya. Ia lebih condong pada keikhlasan dalam beramal, mengikuti
petunjuk syari'at Rasulullah SAW. dan ihsan beribadah.
8. Condong ke akhirat sebagai tempat yang abadi dan menghindarkan diri dari dunia
yang menipu dan mempersiapkan diri untuk kematiannya sebelum ia mati, seakan-
akan dia telah meninggalkan dunia ini dan menetap di kampung akhirat sehingga ia
rasakan di dunia ini sebagai orang asing yang singgah sebentar untuk mengambil
keperluannya lalu kembali ke kampung akhiratnya.
Sumber : nurisfm.blogspot.com
10 Tanda Hati Mati
Hati adalah milik Allah SWT, kematian hati adalah satu perkara yang menakutkan bagi insan yang bergerak mencari keredhaan Allah SWT dalam kehidupannya. Setiap kita tidak sadar kadang kala hati kita mati.
Terdapat 10 tanda hati mati. Antaranya adalah :
1. Kita mengaku kenal dan cinta Allah, tapi tidak menunaikan hak-Nya
2. Kita mengaku cinta Rasulullah tetapi mengabaikan sunnahNya
3. Kita membaca Al Qur'an tapi tidak beramal dengan hukum-hukum di dalamnya
4. Kita memakan nikmat Allah, tapi tidak mensyukuri pemberianNya
5. Kita mengaku musuh syaitan, tetapi mengikutiya
6. Kita mengakui nikmat surga tetapi tidak beramal untuk mendapatkannya
7. Kita mengaku adanya siksa Neraka, tetapi tidak berusaha menjauhinya
8. Kita mengakui bahwa kematian akan datang pada setiap jiwa, tetapi tidak berusaha
mempersiapkan bekalnya
9. Kita sibuk membuka aib orang lain, tapi tidak pernah ingat akan aib diri
10. Kita menghantar dan menguburkan jenazah tetapi tidak mengambil hikmah darinya
Ini antara 10 tanda hati kita mati. Oleh yang demikian, jangan kita biarkan hati kita terus mati.
Sumber : mysuara.net
Terdapat 10 tanda hati mati. Antaranya adalah :
1. Kita mengaku kenal dan cinta Allah, tapi tidak menunaikan hak-Nya
2. Kita mengaku cinta Rasulullah tetapi mengabaikan sunnahNya
3. Kita membaca Al Qur'an tapi tidak beramal dengan hukum-hukum di dalamnya
4. Kita memakan nikmat Allah, tapi tidak mensyukuri pemberianNya
5. Kita mengaku musuh syaitan, tetapi mengikutiya
6. Kita mengakui nikmat surga tetapi tidak beramal untuk mendapatkannya
7. Kita mengaku adanya siksa Neraka, tetapi tidak berusaha menjauhinya
8. Kita mengakui bahwa kematian akan datang pada setiap jiwa, tetapi tidak berusaha
mempersiapkan bekalnya
9. Kita sibuk membuka aib orang lain, tapi tidak pernah ingat akan aib diri
10. Kita menghantar dan menguburkan jenazah tetapi tidak mengambil hikmah darinya
Ini antara 10 tanda hati kita mati. Oleh yang demikian, jangan kita biarkan hati kita terus mati.
Sumber : mysuara.net
Puisi : Hati Yang Mati
Hati yang mati
Tiada hakikat kehidupan
Tiada kenal Tuhan
Yang hak-Nya disembah, dicintai, dirindui
Hati yang mati
Sandaran cintanya nafsu
Hati yang mati
Bencinya dipandu nafsu
Nafsu menjadi imam
Syahawat menjadi pemimpin
Kejahilan menjadi nakhoda
Kelalaian ditunggang
Cinta suci menjadi keji
Karena hati yang mati
Hati yang mati
Tiada mau memahami ayat-ayat cinta
Yang Tuhan turunkan dalam 114 surat-Nya
Yang Tuhan siratkan dalam zahir yang tersurat
Unta yang dicipta
Langit tiada tiang
Gunung ganang dipasak
Bumi dihampar
Wahai hati yang mati
Suburkan semula benih imanmu
Selagi masih punya kesempatan
Selagi roh belum ditenggorokan
Sumber : miislamiyahngunjungmiin.blogspot.com
Tiada hakikat kehidupan
Tiada kenal Tuhan
Yang hak-Nya disembah, dicintai, dirindui
Hati yang mati
Sandaran cintanya nafsu
Hati yang mati
Bencinya dipandu nafsu
Nafsu menjadi imam
Syahawat menjadi pemimpin
Kejahilan menjadi nakhoda
Kelalaian ditunggang
Cinta suci menjadi keji
Karena hati yang mati
Hati yang mati
Tiada mau memahami ayat-ayat cinta
Yang Tuhan turunkan dalam 114 surat-Nya
Yang Tuhan siratkan dalam zahir yang tersurat
Unta yang dicipta
Langit tiada tiang
Gunung ganang dipasak
Bumi dihampar
Wahai hati yang mati
Suburkan semula benih imanmu
Selagi masih punya kesempatan
Selagi roh belum ditenggorokan
Sumber : miislamiyahngunjungmiin.blogspot.com
Senin, 05 November 2012
PEKAT MALAM TERHAPUS PAGI
detik waktu berdentang pelan berayun mendesah dalam jam dinding yang sudah usang
tak kusadari aku sekian lama menari dalam ketidakpastian,,, di ujung di sudut tembok rapuh ini
aku yang terus menatap sayu menatap tanpa arti menunduk di sudut ini
aku tersadar saat dentingan sang waktu meneriakkan kata kata untukku
seakan waktu tak rela aku terus seperti ini,,, teriakannya menghujam menghancurkan pelupuk-pelupuk hatiku
dengan langkah goyah aku menjauh dari tempat ini,,, dengan mata sayu aku menatap langkahku
aku berlari keluar dari sudut yang memuakkan ini
walau di luar terlihat pekatnya malam tapi terpaku menyudut justru akan terbunuh oleh hentakan waktu yang kejam.................
aku berjalan menanti sesuatu yang akan menyinariku,,,,,,, sayup terdengar suara denting waktu yang kian memudar..
aku semakin jauh dari tempatku tersudut,,,,, aku semakin dekat dengan taman kelam ketidakpastian
ku hentakkan langkah-langkah ini,,, ku temui jalan-jalan yang tak asing bagiku
aku pernah melewati jalan-jalan ini,,,,,
jalan dimana aku berharap dan aku terhempas terkoyak bersama sayapku
jalan dimana aku mencinta dan aku terjerat rantai cintaku sendiri
jalan dimana aku mengadu,,, terlihat sang wajah bidadari manis dan aku terkoyak tajam senyumannya
jalan dimana aku bersandar, dan aku terkulai,,, terdiam di antara tawa sejuta setan ketidakpastian
dan jalan dimana aku rangkai sayapku,,, namun di ujung jalan terbisik kala aku akan mati bersama sayapku
aku menjauh... aku tak mau kembali lagi, tersudut di sudut tembok rapuh berjeritkan dentuman denting waktu yang menyeyatku,,, dan akupun tak mau lagi berjalan terbang bersama sayapku menyusuri jalan-jalan yang pernah membunuhku.
sejenak ku bertanya, aku lepas sayap-sayapku,,,,, ku rangkai jiwaku kembali,, ku buka mata yang selama ini tertutup,,,,, ku berlari bersama angin-angin malam yang akan menemaniku dengan lantunan desah iramanya
aku tak ingin lagi berjalan dengan kaki-kaki yang penuh luka,, luka yang telah tersayat tajam ilalang dari para dewi yang telah tertawa bersama lukaku,,,,,
aku terus terbang bersama alunan irama angin malam yang entah membawaku kemana,,
hingga di ujung perjalananku aku temui seonggok jiwa yang juga rindu dengan nyanyian cinta
nyanyian kedamaian bukan nyanyian penggoda yang penuh dengan nada-nada yang berduri
aku berhenti,,, ku belai lembut seonggok jiwa yang sudah tak asing lagi bagiku
aku ingin kau tak lagi pergi dari tempatmu tersudut
ku bawa kau terbang bersamaku walau separuh sayapku masih terluka dengan darah-darah yang telah melukaiku.
hujan pasti akan membasuh darah-darah ini
angin malam pasti akan menyanyikan lagu-lagu cinta untuk kita
pekat malam pasti akan segera berakhir
jika kau percaya pagi, malam pun akan segera berganti
kaulah jalanku yang baru........................
seonggok jiwa yang rindu akan nyanyian cinta
berharap pagi datang hapus semua pekat
Sumber : devamelodica.com
tak kusadari aku sekian lama menari dalam ketidakpastian,,, di ujung di sudut tembok rapuh ini
aku yang terus menatap sayu menatap tanpa arti menunduk di sudut ini
aku tersadar saat dentingan sang waktu meneriakkan kata kata untukku
seakan waktu tak rela aku terus seperti ini,,, teriakannya menghujam menghancurkan pelupuk-pelupuk hatiku
dengan langkah goyah aku menjauh dari tempat ini,,, dengan mata sayu aku menatap langkahku
aku berlari keluar dari sudut yang memuakkan ini
walau di luar terlihat pekatnya malam tapi terpaku menyudut justru akan terbunuh oleh hentakan waktu yang kejam.................
aku berjalan menanti sesuatu yang akan menyinariku,,,,,,, sayup terdengar suara denting waktu yang kian memudar..
aku semakin jauh dari tempatku tersudut,,,,, aku semakin dekat dengan taman kelam ketidakpastian
ku hentakkan langkah-langkah ini,,, ku temui jalan-jalan yang tak asing bagiku
aku pernah melewati jalan-jalan ini,,,,,
jalan dimana aku berharap dan aku terhempas terkoyak bersama sayapku
jalan dimana aku mencinta dan aku terjerat rantai cintaku sendiri
jalan dimana aku mengadu,,, terlihat sang wajah bidadari manis dan aku terkoyak tajam senyumannya
jalan dimana aku bersandar, dan aku terkulai,,, terdiam di antara tawa sejuta setan ketidakpastian
dan jalan dimana aku rangkai sayapku,,, namun di ujung jalan terbisik kala aku akan mati bersama sayapku
aku menjauh... aku tak mau kembali lagi, tersudut di sudut tembok rapuh berjeritkan dentuman denting waktu yang menyeyatku,,, dan akupun tak mau lagi berjalan terbang bersama sayapku menyusuri jalan-jalan yang pernah membunuhku.
sejenak ku bertanya, aku lepas sayap-sayapku,,,,, ku rangkai jiwaku kembali,, ku buka mata yang selama ini tertutup,,,,, ku berlari bersama angin-angin malam yang akan menemaniku dengan lantunan desah iramanya
aku tak ingin lagi berjalan dengan kaki-kaki yang penuh luka,, luka yang telah tersayat tajam ilalang dari para dewi yang telah tertawa bersama lukaku,,,,,
aku terus terbang bersama alunan irama angin malam yang entah membawaku kemana,,
hingga di ujung perjalananku aku temui seonggok jiwa yang juga rindu dengan nyanyian cinta
nyanyian kedamaian bukan nyanyian penggoda yang penuh dengan nada-nada yang berduri
aku berhenti,,, ku belai lembut seonggok jiwa yang sudah tak asing lagi bagiku
aku ingin kau tak lagi pergi dari tempatmu tersudut
ku bawa kau terbang bersamaku walau separuh sayapku masih terluka dengan darah-darah yang telah melukaiku.
hujan pasti akan membasuh darah-darah ini
angin malam pasti akan menyanyikan lagu-lagu cinta untuk kita
pekat malam pasti akan segera berakhir
jika kau percaya pagi, malam pun akan segera berganti
kaulah jalanku yang baru........................
seonggok jiwa yang rindu akan nyanyian cinta
berharap pagi datang hapus semua pekat
Sumber : devamelodica.com
ARTI CINTA
Cinta adalah misteri, karena ia terselubung di dalam jiwa.
terpendam dalam sebuah keindahan yang mampu menebar wangi di setiap musim semi
namun juga terendap seonggok pedih, yang dapat membunuh setiap sisi kehidupan
itulah cinta yang dapat membuat makhluk adam bertekuk lutut kepada sang hawa karena keanggunannya
karena kekuatan cinta yang hanya dapat dirasakan saat labirin kesunyian menerpa kehidupan
saat kehampaan jiwa merasuki dan menggerogoti sisi kehidupan abadi
saat hati seakan tandus dan haus akan gemericik sentuhan cinta
sadarkah kita bahwa sejak kita dilahirkan di muka bomi kita telah merasakan berjuta cinta
halus lembut tangan sang ibu menyentuh mesra, membisikkan seribu kata-kata penuh cinta
hingga kita tersenyum dan tertawa lucu dalam dekapan cinta sang ibu
dan menangis dalam belaian cinta seorang bunda
hingga membawa kita dewasa dan mengenal cinta yang sesungguhnya
yang keluar dari kemurnian perasaan seorang makhluk Tuhan
yang tak pernah dipaksa dan tak pernah memaksa
seakan rasa itu begitu alami mengendap dalam hati secara perlahan,
rasa yang selalu bergetar saat sunyi, dan selalu berteriak melebihi keramaian yang ada
rasa rindu yang muncul saat siang merindukan mataharii di ufuk timur dan barat
rasa yang selalu ada dan terasa,
menumbuhkan sayap kecil dalam perjalanan, yang akan terus tumbuh menjadi sayap yang lebar
yang siap membawamu terbang dan rasa yang jauh tertinggal,
hingga akhirnya tanpa disadari, sayap itu pasti akan terluka dalam setiap perjalanan manusia
sayap yang terengkuh menjemput rasa, tak selamanya akan sempurna
luka kecil, luka besar, bahkan terhempas pasti akan terlalui
karena cinta adalah perjalanan, cinta adalah pengobat sayapmu
cinta pula yang merobek sayap-sayap itu
cinta adalah racun dan penawar, seperti dua sisi kehidupan yang tak akan pernah tertukar
saat sayapmu hamcur, bukan berarti akhir dari perjalanan cinta
saat sayapmu terkulai, tak berarti kau tak bisa terbang lagi
saat sayapmu teriris, bukan berarti kau sendirian menikmati kesakitannya
karena cinta adalah fatamorgana
cinta juga yang akan menjemputmu dan mengobati semua lukamu
yang akan menjahit sayapmu, dengan benang kesabaran dan ketulusan
hingga mampu terkepak lagi, melanjutkan perjalanan yang masih panjang
dan melupakan pisau yang telah mengirisnya di masa lampau
hingga ia tersenyum dengan sang penyelamat yang tidak lain adalah cinta itu sendiri
hingga terbuai dengan keindahan bunga-bunga di sepanjang jalanmu
namun cinta pula yang membuatmu terlena
cinta pula yang membuatmu buta, dan tak tersadar bahwasanya belati-belati itu masih mengancam di perjalananmu
hingga sayap yang telah terjahit akan tercabik kembali, hingga penyesalan lah yang akan ada
cinta melenakanmu, cinta membuat bangga perjalananmu dan membuat menyesali setiap jalanmu
semua bagaikan roda dunia yang tak pernah berhenti berputar
hingga datang lagi cinta sebagai sang penyelamat baru dan melupakan belati yang telah menghempaskanmu
Lalu apa yang dicari dari cinta? akankah cinta selalu menghempaskan namun cinta juga selalu menolong?
tak adakah perjalanan yang sempurna, tanpa terhempas dan terluka?
tak akan pernah ada yang sempurna selama kau masih menjadi manusia
tak akan pernah ada cinta sejati selama masih mampu membutakan dan menyakiti
cinta sejati adalah cinta berperisai yang tak pernah menolong
namun selalu melindungi sayapmu dari belati-belati yang masih akan menusuk di sepanjang perjalananmu
hingga kau temukan indahnya di ujung perjalanan cintamu
ibarat cinta yang bunda berikan adalah keindahan matahari menampakkan dirinya di ufuk timur
hingga masa perjalanan dengan penuh luka saat matahari begitu menyengat dan membakar sayapmu di kala siang
dan berujung indah saat kedamaian senja di ufuk barat
semua adalah perjalanan
dan cinta adalah perjalanan
rasakan dan nikmatilah setiap luka yang ia berikan
karena itu adalah perjalanan hingga cinta sejati benar-benar kau temukan
Sumber : devamelodica.com
terpendam dalam sebuah keindahan yang mampu menebar wangi di setiap musim semi
namun juga terendap seonggok pedih, yang dapat membunuh setiap sisi kehidupan
itulah cinta yang dapat membuat makhluk adam bertekuk lutut kepada sang hawa karena keanggunannya
karena kekuatan cinta yang hanya dapat dirasakan saat labirin kesunyian menerpa kehidupan
saat kehampaan jiwa merasuki dan menggerogoti sisi kehidupan abadi
saat hati seakan tandus dan haus akan gemericik sentuhan cinta
sadarkah kita bahwa sejak kita dilahirkan di muka bomi kita telah merasakan berjuta cinta
halus lembut tangan sang ibu menyentuh mesra, membisikkan seribu kata-kata penuh cinta
hingga kita tersenyum dan tertawa lucu dalam dekapan cinta sang ibu
dan menangis dalam belaian cinta seorang bunda
hingga membawa kita dewasa dan mengenal cinta yang sesungguhnya
yang keluar dari kemurnian perasaan seorang makhluk Tuhan
yang tak pernah dipaksa dan tak pernah memaksa
seakan rasa itu begitu alami mengendap dalam hati secara perlahan,
rasa yang selalu bergetar saat sunyi, dan selalu berteriak melebihi keramaian yang ada
rasa rindu yang muncul saat siang merindukan mataharii di ufuk timur dan barat
rasa yang selalu ada dan terasa,
menumbuhkan sayap kecil dalam perjalanan, yang akan terus tumbuh menjadi sayap yang lebar
yang siap membawamu terbang dan rasa yang jauh tertinggal,
hingga akhirnya tanpa disadari, sayap itu pasti akan terluka dalam setiap perjalanan manusia
sayap yang terengkuh menjemput rasa, tak selamanya akan sempurna
luka kecil, luka besar, bahkan terhempas pasti akan terlalui
karena cinta adalah perjalanan, cinta adalah pengobat sayapmu
cinta pula yang merobek sayap-sayap itu
cinta adalah racun dan penawar, seperti dua sisi kehidupan yang tak akan pernah tertukar
saat sayapmu hamcur, bukan berarti akhir dari perjalanan cinta
saat sayapmu terkulai, tak berarti kau tak bisa terbang lagi
saat sayapmu teriris, bukan berarti kau sendirian menikmati kesakitannya
karena cinta adalah fatamorgana
cinta juga yang akan menjemputmu dan mengobati semua lukamu
yang akan menjahit sayapmu, dengan benang kesabaran dan ketulusan
hingga mampu terkepak lagi, melanjutkan perjalanan yang masih panjang
dan melupakan pisau yang telah mengirisnya di masa lampau
hingga ia tersenyum dengan sang penyelamat yang tidak lain adalah cinta itu sendiri
hingga terbuai dengan keindahan bunga-bunga di sepanjang jalanmu
namun cinta pula yang membuatmu terlena
cinta pula yang membuatmu buta, dan tak tersadar bahwasanya belati-belati itu masih mengancam di perjalananmu
hingga sayap yang telah terjahit akan tercabik kembali, hingga penyesalan lah yang akan ada
cinta melenakanmu, cinta membuat bangga perjalananmu dan membuat menyesali setiap jalanmu
semua bagaikan roda dunia yang tak pernah berhenti berputar
hingga datang lagi cinta sebagai sang penyelamat baru dan melupakan belati yang telah menghempaskanmu
Lalu apa yang dicari dari cinta? akankah cinta selalu menghempaskan namun cinta juga selalu menolong?
tak adakah perjalanan yang sempurna, tanpa terhempas dan terluka?
tak akan pernah ada yang sempurna selama kau masih menjadi manusia
tak akan pernah ada cinta sejati selama masih mampu membutakan dan menyakiti
cinta sejati adalah cinta berperisai yang tak pernah menolong
namun selalu melindungi sayapmu dari belati-belati yang masih akan menusuk di sepanjang perjalananmu
hingga kau temukan indahnya di ujung perjalanan cintamu
ibarat cinta yang bunda berikan adalah keindahan matahari menampakkan dirinya di ufuk timur
hingga masa perjalanan dengan penuh luka saat matahari begitu menyengat dan membakar sayapmu di kala siang
dan berujung indah saat kedamaian senja di ufuk barat
semua adalah perjalanan
dan cinta adalah perjalanan
rasakan dan nikmatilah setiap luka yang ia berikan
karena itu adalah perjalanan hingga cinta sejati benar-benar kau temukan
Sumber : devamelodica.com
Sabtu, 03 November 2012
Puisi Cinta :: Penantian Cinta
saat mentari tak lagi menampakkan sinarnya
ketika sang surya tergantikan oleh sinar bulan
disini aku masih menunggumu
menunggu dirimu yang tak pasti kapan akan kembali
diri ini tak mampu lagi menahan
gejolak kerinduan padamu
kasih..... kembalilah
bawalah sejuta cintamu untukku
berikan ku cinta putihmu
berikan aku tulus kasihmu
aku menginginkan kamu dulu
yang tulus mencintaiku
kepergianmu menghancurkan hatiku
meninggalkan goresan-goresan luka dalam hatiku
kasih..... kembalilah
aku masih menunggumu disini
saat ini, esok, dan selamanya...
Sumber : idbagus.com
ketika sang surya tergantikan oleh sinar bulan
disini aku masih menunggumu
menunggu dirimu yang tak pasti kapan akan kembali
diri ini tak mampu lagi menahan
gejolak kerinduan padamu
kasih..... kembalilah
bawalah sejuta cintamu untukku
berikan ku cinta putihmu
berikan aku tulus kasihmu
aku menginginkan kamu dulu
yang tulus mencintaiku
kepergianmu menghancurkan hatiku
meninggalkan goresan-goresan luka dalam hatiku
kasih..... kembalilah
aku masih menunggumu disini
saat ini, esok, dan selamanya...
Sumber : idbagus.com
Tuhan, Aku Lelah
Terkadang aku menjadi begitu lelah,
terutama dalam menata hati.
Ada banyak bagian yang begitu susah kumengerti,
entah bagaimana Tuhan menjadikannya hingga begitu rumit untuk kupahami.
Bukan hanya perasaan cinta yang harus kutahan agar tak menggebu,
atau perasaan sedih yang harus ku urai agar tak menyepi
aku dalam lubang hitam pekat tak bermassa. ke
Banyak hal yang masih tak kumengerti tentang rasa,
tentang emosi, dan tentang jiwa.
Waktu dua puluh tahun belum cukup bagiku memetakan sifat-sifat dasar manusia.
Lelah, aku begitu lelah.
Ingin berbaring sejenak untuk melepas penat, namun rasanya akan sangat sulit.
Berbaring hibernasi puluhan abad pun tetap tak akan mampu mengangkat rasa letih ini.
Rasa yang begitu membuatku menghela nafas panjang. Aku capek!
Tuhan, aku lelah.
Aku merasa Engkau mengerti, namun mengapa terus menunda mencabut akar jiwa ini?
Tugas apalagi yang belum tuntas?
Aku bukan nabi-Mu, aku juga bukan rasul-Mu,
dan aku bukan pula iblis-Mu yang kau tugaskan menggoda manusia.
Tak ada tugasku untuk menggiring manusia kepada kehendak-Mu,
dan engkau juga tak pula menjadikan aku iblis agar menyesatkan manusia.
Jika memang demikian, mengapa terlalu lama engkau memberi aku tempat di dunia?
Apa statusku? Tuhan, sungguh aku kelelahan.
Engkau tahu kan, kadang sukapku seperti malaikat.
Namun tak jarang aku menunjukkan wajah iblis dan setan-setan yang kau kutuk itu.
Aku berikan efek dualisme kepada manusia agar mereka mengerti,
apapun wajahku adalah tetap aku.
Agar mereka mengerti bahwa pemilik segala kegelapan dan cahaya terang benderang adalah Engkau.
Agar mereka mengerti, butuh cahaya untuk berjalan dalam jalan gelap menuju-Mu.
Tuhan, aku merasa Engkau terlalu banyak diam terutama terhadapku.
Marahkah Engkau?
Tidak inginkah Engkau menjadikan aku seperti dahulu,
kita saling tertawa saling curhat-curhatan.
Aku curhat tentang masalahku dan Engkau tentang tugas-Mu.
Kau selalu membimbingku selaku layaknya guru, hingga hidup pun terdiam tak memiliki ruang untuk cemburu.
Aku menyebut nama-Mu seribu kali dan Engkau pun bernyanyi dengan namaku sejuta kali.
Sungguh indah, namun itu dulu.
Aku tak mengerti, sejak kapan Engkau mulai diam terhadapku.
Tuhan, sumpah aku teramat lelah.
Berbicaralah, jangan terus diam.
Berikan aku petunjuk atau hatiku telah terlalu hitam hingga suara-Mu yang keras mengguntur sama sekali tak kudengarkan?!
Atau sudah terlalu tulikah aku?
Tak Engkau gubris air mataku yang terus mengucur dimalam-malamku?
Namun terhadap manusia aku tetap tertawa, tersenyum seolah tak ada yang terluka.
Padahal sejatinya aku sedang sekarat dan jiwaku yang kehausan amat begitu letih.
Menunggu mati.
Tuhan, Engkau tahu apa yang paling kutakutkan?
Jika aku bertemu dengan-Mu tanpa perasaan cinta.
Aku takut jika bertemu dengan-Mu kelak yang ada hanyalah perasaan takut.
Sungguh jangan seperti itu.
Berikan aku rasa cinta kepada-Mu lebih luas dari dunia dan segala isinya.
Agar tak letih aku menunggu kapan Engkau cabut akar jiwa ini.
Tuhan, aku ingin mencium-Mu untuk yang kesekian kali.
Sungguh rindu ini memuncak, memberi rasa letih dan harapan cemas,
kapan kita akan saling bercinta.
Tuhan, aku menungu... dalam letih.
Tuhan, jangan terlalu lama.
Sungguh aku teramat lelah.
Sumber : budiarto.org
terutama dalam menata hati.
Ada banyak bagian yang begitu susah kumengerti,
entah bagaimana Tuhan menjadikannya hingga begitu rumit untuk kupahami.
Bukan hanya perasaan cinta yang harus kutahan agar tak menggebu,
atau perasaan sedih yang harus ku urai agar tak menyepi
aku dalam lubang hitam pekat tak bermassa. ke
Banyak hal yang masih tak kumengerti tentang rasa,
tentang emosi, dan tentang jiwa.
Waktu dua puluh tahun belum cukup bagiku memetakan sifat-sifat dasar manusia.
Lelah, aku begitu lelah.
Ingin berbaring sejenak untuk melepas penat, namun rasanya akan sangat sulit.
Berbaring hibernasi puluhan abad pun tetap tak akan mampu mengangkat rasa letih ini.
Rasa yang begitu membuatku menghela nafas panjang. Aku capek!
Tuhan, aku lelah.
Aku merasa Engkau mengerti, namun mengapa terus menunda mencabut akar jiwa ini?
Tugas apalagi yang belum tuntas?
Aku bukan nabi-Mu, aku juga bukan rasul-Mu,
dan aku bukan pula iblis-Mu yang kau tugaskan menggoda manusia.
Tak ada tugasku untuk menggiring manusia kepada kehendak-Mu,
dan engkau juga tak pula menjadikan aku iblis agar menyesatkan manusia.
Jika memang demikian, mengapa terlalu lama engkau memberi aku tempat di dunia?
Apa statusku? Tuhan, sungguh aku kelelahan.
Engkau tahu kan, kadang sukapku seperti malaikat.
Namun tak jarang aku menunjukkan wajah iblis dan setan-setan yang kau kutuk itu.
Aku berikan efek dualisme kepada manusia agar mereka mengerti,
apapun wajahku adalah tetap aku.
Agar mereka mengerti bahwa pemilik segala kegelapan dan cahaya terang benderang adalah Engkau.
Agar mereka mengerti, butuh cahaya untuk berjalan dalam jalan gelap menuju-Mu.
Tuhan, aku merasa Engkau terlalu banyak diam terutama terhadapku.
Marahkah Engkau?
Tidak inginkah Engkau menjadikan aku seperti dahulu,
kita saling tertawa saling curhat-curhatan.
Aku curhat tentang masalahku dan Engkau tentang tugas-Mu.
Kau selalu membimbingku selaku layaknya guru, hingga hidup pun terdiam tak memiliki ruang untuk cemburu.
Aku menyebut nama-Mu seribu kali dan Engkau pun bernyanyi dengan namaku sejuta kali.
Sungguh indah, namun itu dulu.
Aku tak mengerti, sejak kapan Engkau mulai diam terhadapku.
Tuhan, sumpah aku teramat lelah.
Berbicaralah, jangan terus diam.
Berikan aku petunjuk atau hatiku telah terlalu hitam hingga suara-Mu yang keras mengguntur sama sekali tak kudengarkan?!
Atau sudah terlalu tulikah aku?
Tak Engkau gubris air mataku yang terus mengucur dimalam-malamku?
Namun terhadap manusia aku tetap tertawa, tersenyum seolah tak ada yang terluka.
Padahal sejatinya aku sedang sekarat dan jiwaku yang kehausan amat begitu letih.
Menunggu mati.
Tuhan, Engkau tahu apa yang paling kutakutkan?
Jika aku bertemu dengan-Mu tanpa perasaan cinta.
Aku takut jika bertemu dengan-Mu kelak yang ada hanyalah perasaan takut.
Sungguh jangan seperti itu.
Berikan aku rasa cinta kepada-Mu lebih luas dari dunia dan segala isinya.
Agar tak letih aku menunggu kapan Engkau cabut akar jiwa ini.
Tuhan, aku ingin mencium-Mu untuk yang kesekian kali.
Sungguh rindu ini memuncak, memberi rasa letih dan harapan cemas,
kapan kita akan saling bercinta.
Tuhan, aku menungu... dalam letih.
Tuhan, jangan terlalu lama.
Sungguh aku teramat lelah.
Sumber : budiarto.org
Langganan:
Postingan (Atom)