Jumat, 23 Agustus 2013

Apa berhak kita sombong??

Sifat sombong merupakan salah satu sifat yang mesti dihindari oleh manusia. Banyak alasan mengapa sifat sombong mesti kita hindari, namun PENYEBAB UTAMA adalah karena hanya ALLOH SWT YANG BERHAK SOMBONG, sebagaimana yang telah tersebut pada salah satu Asmaul Husna, Al Mutakabbir. Tidak heran DIA SANGAT MEMBENCI makhluk-Nya yang mempunyai sifat sombong, karena itu berarti sang makhluk berniat menyamai-Nya.

Kita sudah mendengar cerita penolakan Iblis untuk bersujud kepada Nabi Adam as, hanya karena Iblis menganggap dirinya, yang terbuat dari api, lebih mulia dari Nabi Adam as, yang terbuat dari tanah. ALLOH SWT serta merta murka dan langsung mengusir Iblis dari surga. Padahal sebelumnya, Iblis merupakan salah satu makhluk-Nya yang setia dan taat pada-Nya.


Cerita ini bisa kita baca di:Al Baqarah(2):34, “Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: “Sujudlah kamu kepada Adam,” maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabur dan adalah ia termasuk golongan orang-orang yang kafir.”
 

Al A’raaf(7):11-13, “Sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu (Adam), lalu Kami bentuk tubuhmu, kemudian Kami katakan kepada para malaikat: “Bersujudlah kamu kepada Adam”; maka mereka pun bersujud kecuali iblis. Dia tidak termasuk mereka yang bersujud. — Allah berfirman: “Apakah yang menghalangimu untuk bersujud (kepada Adam) di waktu Aku menyuruhmu?” Menjawab iblis: “Saya lebih baik daripadanya: Engkau ciptakan saya dari api sedang dia Engkau ciptakan dari tanah”. — Allah berfirman: “Turunlah kamu dari surga itu; karena kamu tidak sepatutnya menyombongkan diri di dalamnya, maka ke luarlah, sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang hina”.”
 

Al Hijr(15):30-35, “Maka bersujudlah para malaikat itu semuanya bersama-sama, — kecuali iblis. Ia enggan ikut bersama-sama (malaikat) yang sujud itu. — Allah berfirman: “Hai iblis, apa sebabnya kamu tidak (ikut sujud) bersama-sama mereka yang sujud itu?” — Berkata Iblis: “Aku sekali-kali tidak akan sujud kepada manusia yang Engkau telah menciptakannya dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk”. — Allah berfirman: “Keluarlah dari surga, karena sesungguhnya kamu terkutuk, — dan sesungguhnya kutukan itu tetap menimpamu sampai hari kiamat”.”

Al Israa(17):61,“Dan (ingatlah), tatkala Kami berfirman kepada para malaikat: “Sujudlah kamu semua kepada Adam”, lalu mereka sujud kecuali iblis. Dia berkata: “Apakah aku akan sujud kepada orang yang Engkau ciptakan dari tanah?”“
 

Al Kahfi(18):50, “Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: “Sujudlah kamu kepada Adam”, maka sujudlah mereka kecuali iblis. Dia adalah dari golongan jin, maka ia mendurhakai perintah Tuhannya. Patutkah kamu mengambil dia dan turunan-turunannya sebagai pemimpin selain daripada-Ku, sedang mereka adalah musuhmu? Amat buruklah iblis itu sebagai pengganti (Allah) bagi orang-orang yang lalim.”
Thahaa(20):116,“Dan (ingatlah) ketika Kami berkata kepada malaikat: “Sujudlah kamu kepada Adam”, maka mereka sujud kecuali iblis. Ia membangkang.”
 

Shaad(38):73-78,“Lalu seluruh malaikat itu bersujud semuanya. — kecuali iblis; dia menyombongkan diri dan adalah dia termasuk orang-orang yang kafir. — Allah berfirman: “Hai iblis, apakah yang menghalangi kamu sujud kepada yang telah Ku-ciptakan dengan kedua tangan-Ku. Apakah kamu menyombongkan diri ataukah kamu (merasa) termasuk orang-orang yang (lebih) tinggi?”. — Iblis berkata: “Aku lebih baik daripadanya, karena Engkau ciptakan aku dari api, sedangkan dia Engkau ciptakan dari tanah”. — Allah berfirman: “Maka keluarlah kamu dari surga; sesungguhnya kamu adalah orang yang terkutuk, — sesungguhnya kutukan-Ku tetap atasmu sampai hari pembalasan”.”
 

Kisah lain bisa dibaca sebagai berikut:

Suatu hari, ALLOH SWT berfirman kepada Nabi Musa as, “Hai Musa, bila nanti kau akan bertemu dengan-Ku lagi, bawalah seseorang yang menurutmu kamu lebih baik daripada dia.”


Nabi Musa as lalu pergi ke jalan, pasar, dan tempat-tempat ibadah. Ia selalu menemukan dalam diri setiap orang itu suatu kelebihan dari dirinya. Mungkin dalam beberapa hal yang lain, orang itu lebih jelek dari Nabi Musa, tetapi Nabi Musa selalu menemukan ada hal pada diri orang itu yang lebih baik dari dirinya. Nabi Musa tidak mendapatkan seorang pun yang terhadapnya Nabi Musa dapat berkata, “Aku lebih baik dari dia.”

Karena gagal menemukan orang itu, Nabi Musa masuk ke tengah-tengah binatang. Dalam diri binatang pun ternyata selalu ada hal-hal yang lebih baik daripada Nabi Musa. Seperti kita ketahui, burung Merak, misalnya, bulunya jauh lebih bagus dari bulu manusia. Sampai akhirnya Nabi Musa melewati seekor anjing kudisan. Nabi Musa berpikir, “Mungkin sebaiknya aku pergi membawa dia.” Ia pun lalu mengikat leher anjing itu dengan tali. Namun ketika sampai ke suatu tempat, Nabi Musa melepaskan anjing itu.


Ketika Nabi Musa datang untuk bermunajat lagi di hadapan ALLOH SWT, Tuhan bertanya, “Ya Musa, mana orang yang Aku perintahkan kepadamu untuk kaubawa?” 


Nabi Musa menjawab, “Tuhanku, aku tidak menemukan seseorang pun yang aku lebih baik darinya.” 

Tuhan lalu berfirman, “Demi keagungan-Ku dan kebesaran-Ku, sekiranya kamu datang kepadaku dengan membawa seseorang yang kamu pikir kamu lebih baik darinya, Aku akan hapuskan namamu dari daftar kenabian.”

Apa hikmah yang bisa kita ambil dari cerita Nabi Musa as? 

Ternyata, Nabi dan Rasul sekalipun DILARANG SOMBONG! Bahkan terbetik pikiran bahwa dirinya lebih baik dari makhluk/manusia lain juga dilarang. Jadi, jangan pernah berpikir bahwa seorang Nabi akan berpikir, ”Sayalah lebih hebat dari pemilik blog ini, karena saya adalah Nabi sedangkan pemilik blog ini tidak jelas ibadahnya..”

Namun, dasar Iblis laknatullah, dia akan berusaha mencari cara untuk membuat manusia menemani dirinya di neraka kelak. Sombong, sebagai sifat dasar Iblis, merupakan salah satu godaan yang terus menerus ditembakkan kepada kita. Hebatnya Iblis, kita seringkali tidak merasakan tembakan sifat sombong yang dilakukan Iblis.


Beberapa metode Iblis menembakkan sifat sombong kepada kita adalah dengan cara (penomoran tidak ada kaitannya dengan prioritas):


1. Ilmu pengetahuan (kepintaran)

Sudah banyak contoh orang2 yang lebih pintar dan lebih banyak ilmunya merasa dirinya lebih hebat dari orang lain. Tidak perlu jauh-jauh, tanyakan pada diri anda. Ketika anda mengetahui bahwa diri anda bisa menyelesaikan suatu masalah sementara rekan kerja anda tidak bisa, coba rasakan dan ingat-ingat kembali, apakah muncul pernyataan, ”Eh, saya lebih hebat dari si Fulan, karena saya bisa menyelesaikan masalah ini. Masa kaya gini saja tidak bisa? Ini kan gampang?” atau sejenisnya?
Jika (pernah) terbersit, itu artinya Iblis telah sukses menembakkan bibit2 sombong pada anda.

2. Harta benda


Kelebihan harta adalah salah satu metode Iblis untuk membangkitkan rasa sombong pada diri manusia. Orang kaya akan memandang rendah pada orang2 yg miskin (tidak seberuntung dia). Contoh paling mudahnya adalah Qarun. Bagaimana dia menumpuk2 harta dan bisa memerintah orang lain sesuka dia dengan hartanya yg berlimpah ruah.
Contoh lainnya bisa dilihat pada diri kita. Jika kita menggunakan mobil, apakah kita pernah menganggap rendah orang2 yg hanya mempunyai sepeda motor? Jika kita memiliki sepeda motor, apakah kita mengabaikan para pejalan kaki?
Jika (pernah) melakukannya, itu artinya Iblis telah sukses menembakkan bibit2 sombong pada anda.


3. Anak dan Istri (Bagi seorang suami) 


Anak dan istri bisa menjadi cara seseorang untuk sombong. Padahal kedua hal ini merupakan amanah yang semestinya diterima dan dijaga dengan baik agar tidak melenceng dari tujuan ALLOH SWT memberi, yakni sebagai ladang amal untuk mendapat ridho-Nya.
Contoh dari poin ini, seringkali seorang bapak/ibu membanggakan anaknya (dengan berlebihan). “Eh, anak saya rangking 1 terus lho. Saya heran, kok dia pinter banget…padahal saya dan istri biasa saja memberi makannya.” atau “Anak saya semuanya kuliah di luar negeri, soalnya kualitas pendidikan di dalam negeri tidak memadai untuk otak anak2 saya.”
Bahkan dengan berpikir atau memamerkan anaknya kepada pasangan suami istri yang belum mempunyai anak, bisa menjadi cara Iblis untuk membangkitkan rasa sombong.
Dengan memanfaatkan amanah yg diberikan ALLOH SWT, Iblis telah sukses menembakkan bibit2 sombong pada anda. Walhasil, anak dan istri anda malah akan menyeret anda ke neraka.


4. Pangkat dan kedudukan


Poin 4 ini merupakan salah satu pintu yang diincar Iblis untuk menyeret manusia ke dalam jurang neraka. Pangkat boss atau kepala cabang atau kepala departemen biasanya membuat orang bisa meremehkan dan menganggap rendah orang lain. Gelar kebangsawanan ataupun lokasi tempat tinggal sekalipun bisa menjadi pemantik timbulnya rasa sombong.
Padahal gelar bangsawan, pangkat boss ataupun lokasi rumah bukanlah jaminan bahwa dirinya lebih baik dari orang lain. Semuanya adalah amanah dari ALLOH SWT yang semestinya digunakan untuk kebaikan.

Untuk itu, kita mesti waspada terhadap pintu2 kesombongan ini.1. Sebelum tidur, lakukan
muhasabah. Cek tiap tindakan kita hari ini, apakah ada sikap dan perbuatan kita yg menyerempet (atau malah sudah melakukan) sifat sombong ini?2. Jika ada, maka banyaklah beristighfar kepada ALLOH SWT. Minta ampun pada-Nya serta banyaklah berdoa agar kita bisa terhindar dari sifat sombong ini.3. Apabila tindakan sombong ini kita lakukan pada rekan kerja ataupun pada bawahan kita, maka minta maaflah esok harinya. Tidak perlu menunggu Ramadhan atau Lebaran setahun lagi untuk meminta maaf, takutnya anda keburu mati.

Sumber: http://nuansaqolbu.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar