Minggu, 16 Desember 2012

Hakikat Kebahagiaan

Ketika aku ingin KAYA
aku lupa bahwa HIDUP adalah KEKAYAAN

Ketika aku takut MEMBERI,
aku lupa bahwa semua yang kumiliki adalah PEMBERIAN

Ketika aku ingin menjadi yang TERKUAT,
aku lupa bahwa di dalam KELEMAHAN, Allah selalu memberikan aku KEKUATAN

Ketika aku takut RUGI,
aku lupa bahwa hidupku adalah KEBERUNTUNGAN
karena bisa terlahir sebagai manusia yang dapat mengenal  ALLAH

Ternyata hidup ini sangat indah
jika kita selalu "BERSYUKUR" dengan apa yang sudah ada pada kita,
selalulah senang dan suka berbuat BAIK

Jangan pernah berkata, "ESOK" 'kan masih ada waktu...",
karena setiap saat jarum jam itu dapat berhenti,
begitu pula dengan kehidupan...

Ada kalanya yang terindah bukanlah yang "TERBAIK"

Yang SEMPURNA belum tentu menjanjikan KEBAHAGIAAN...

Tetapi ketika kita mampu dan mau MENERIMA semua KEKURANGAN & KELEBIHAN...
Itulah KEBAHAGIAAN.

Bahagia itu dari dalam diri. Kesannya zahir rupanya maknawi. Terpendam bagai permata di dasar hati. Bahagia itu ada pada hati kita. Bertahta di kerajaan diri. Terbenam bagai mutiara di lautan nurani.
Bagahia itu ada di jiwa. Mahkota di singgasana rasa. Bahagia itu adalah suatu ketenangan.

Bila susah tiada gelisah. Bila miskin syukur  pada Tuhan. Bila sakit tiada resah di jiwa.
Bukankah Tuhan telah berfirman. Ketahuilah dengan mengingati Allah. Jiwa kan menjadi tenang.

Kebahagiaan itu suatu kesyukuran. Bila kaya jadi insan pemurah. Bila berkuasa amanah. Bila berjaya tidak alpa. Bila sehat tidak lupakan Tuhan.

Hakikatnya bahagia itu. Adalah ketenangan. Bila hati mengingati Tuhan.
Semua insan kan mengerti. Maksud terseni Ilahi. Itulah zikir yang hakiki.

Sumber : liaa.blog.uns.ac.id


Tidak ada komentar:

Posting Komentar