Senin, 05 November 2012

PEKAT MALAM TERHAPUS PAGI

detik waktu berdentang pelan berayun mendesah dalam jam dinding yang sudah usang

tak kusadari aku sekian lama menari dalam ketidakpastian,,, di ujung di sudut tembok rapuh ini

aku yang terus menatap sayu menatap tanpa arti menunduk di sudut ini

aku tersadar saat dentingan sang waktu meneriakkan kata kata untukku

seakan waktu tak rela aku terus seperti ini,,, teriakannya menghujam menghancurkan pelupuk-pelupuk hatiku

dengan langkah goyah aku menjauh dari tempat ini,,, dengan mata sayu aku menatap langkahku

aku berlari keluar dari sudut yang memuakkan ini

walau di luar terlihat pekatnya malam tapi terpaku menyudut justru akan terbunuh oleh hentakan waktu yang kejam.................

aku berjalan menanti sesuatu yang akan menyinariku,,,,,,, sayup terdengar suara denting waktu yang kian memudar..

aku semakin jauh dari tempatku tersudut,,,,, aku semakin dekat dengan taman kelam ketidakpastian

ku hentakkan langkah-langkah ini,,, ku temui jalan-jalan yang tak asing bagiku

aku pernah melewati jalan-jalan ini,,,,,

jalan dimana aku berharap dan aku terhempas terkoyak bersama sayapku

jalan dimana aku mencinta dan aku terjerat rantai cintaku sendiri

jalan dimana aku mengadu,,, terlihat sang wajah bidadari manis dan aku terkoyak tajam senyumannya

jalan dimana aku bersandar, dan aku terkulai,,, terdiam di antara tawa sejuta setan ketidakpastian

dan jalan dimana aku rangkai sayapku,,, namun di ujung jalan terbisik kala aku akan mati bersama sayapku

aku menjauh... aku tak mau kembali lagi, tersudut di sudut tembok rapuh berjeritkan dentuman denting waktu yang menyeyatku,,, dan akupun tak mau lagi berjalan terbang bersama sayapku menyusuri jalan-jalan yang pernah membunuhku.

sejenak ku bertanya, aku lepas sayap-sayapku,,,,, ku rangkai jiwaku kembali,, ku buka mata yang selama ini tertutup,,,,, ku berlari bersama angin-angin malam yang akan menemaniku dengan lantunan desah iramanya

aku tak ingin lagi berjalan dengan kaki-kaki yang penuh luka,, luka yang telah tersayat tajam ilalang dari para dewi yang telah tertawa bersama lukaku,,,,,

aku terus terbang bersama alunan irama angin malam yang entah membawaku kemana,,

hingga di ujung perjalananku aku temui seonggok jiwa yang juga rindu dengan nyanyian cinta

nyanyian kedamaian bukan nyanyian penggoda yang penuh dengan nada-nada yang berduri

aku berhenti,,, ku belai lembut seonggok jiwa yang sudah tak asing lagi bagiku

aku ingin kau tak lagi pergi dari tempatmu tersudut

ku bawa kau terbang bersamaku walau separuh sayapku masih terluka dengan darah-darah yang telah melukaiku.

hujan pasti akan membasuh darah-darah ini

angin malam pasti akan menyanyikan lagu-lagu cinta untuk kita

pekat malam pasti akan segera berakhir

jika kau percaya pagi, malam pun akan segera berganti

kaulah jalanku yang baru........................

seonggok jiwa yang rindu akan nyanyian cinta

berharap pagi datang hapus semua pekat

Sumber : devamelodica.com




Tidak ada komentar:

Posting Komentar