Hewan bertulang belakang adalah makhluk dibumi yang mampu berlari paling cepat, berenang paling baik dan terbang paling jauh.
Semua
ini karena keberadaan kerangka yang terbuat dari bahan keras dalam
tubuh mereka, misalnya berupa tulang-belulang yang kokoh. Tulang
berfungsi sebagai penyangga kuat bagi otot-otot yang menegang dan
mengendur, yang melakukan gerakan terus-menerus melalui persendian yang
dapat berputar.
Hewan tak bertulang belakang
bergerak dengan kecepatan lebih rendah dibanding hewan bertulang
belakang. Ini dikarenakan struktur tubuh mereka yang tidak bertulang.
Meski disebut sebagai ikan, cumi-cumi termasuk hewan tak bertulang
belakang yang tidak memiliki tulang dalam tubuhnya. Namun, mereka
mempunyai kemampuan gerak luar biasa berkat adanya sistem yang sangat
unik pada tubuhnya.
Keajaiban Cumi Cumi
Tubuh
lunak cumi-cumi tertutupi oleh lapisan jaket tebal. Di bawah lapisan
ini, air disedot dan disemburkan keluar oleh otot-otot kuat, sehingga
menjadikannya mampu bergerak mundur. Mekanisme pada cumi-cumi sangatlah
rumit.
Pada kedua sisi kepalanya terdapat lubang mirip kantong. Air disedot melalui lubang ini dan masuk ke dalam rongga berbentuk tabung atau silinder dalam tubuhnya. Lalu
ia menyemburkankan air ini keluar dengan tekanan tinggi melalui sebuah
pipa kecil yang terletak persis di bawah kepalanya, sehingga ia dapat
bergerak cepat dalam arah berlawanan akibat gaya reaktif, yakni gaya
dorong yang berlawanan arah dengan arah semburan air.
Teknik
berenang cumi-cumi memiliki kecepatan dan daya tahan yang sangat sesuai
untuknya. Cumi-cumi Jepang bernama Todarodues pacificus, dalam
migrasinya yang berjarak 1250 mil (2000 km), bergerak dengan kecepatan
sekitar 1,3 mph (2 km/h). Untuk jarak dekat, ia mampu mempercepatnya
hingga 7 mph (11 km/h). Beberapa spesies diketahui mampu melampaui
kecepatan 19 mph (30 km/h).
Cumi-cumi
meloloskan diri dari musuh dengan gerakan sangat cepat akibat kontraksi
otot yang cepat tersebut. Jika gerakan cepat saja tidak cukup, awan
tinta pekat dan gelap dikeluarkan dari dalam tubuhnya, sehingga musuh
terkejut untuk beberapa saat.
Ini
memberikan waktu yang cukup bagi cumi-cumi yang tak terlihat di
belakang awan tinta untuk segera meninggalkan tempat dan meloloskan
diri. Sistem pertahanan dan cara berenang reaktif cumi-cumi juga bekerja
selama berburu.
Mereka
dapat menyerang dan mengejar musuh dengan kecepatan tinggi. Sistem
saraf yang sangat rumit mengatur penegangan dan pengenduran otot yang
diperlukan selama berenang. Oleh karenanya, sistem pernapasan mereka
juga pastilah sempurna, sehingga memungkinkan kerja metabolisme tubuh
yang prima yang diperlukan bagi sistem pancaran air (propulsi jet) pada
cumi-cumi.
Keajaiban Gurita
Cumi-cumi
bukanlah satu-satunya binatang yang berenang dengan sistem reaktif.
Gurita juga menggunakan sistem ini. Namun, gurita bukanlah perenang
sejati, ia menghabiskan sebagian besar waktunya dengan berjalan
melintasi bebatuan dan lembah curam di laut dalam.
Kulit
bagian dalam gurita tersusun atas banyak lapisan otot yang saling
bertumpukan. Otot ini dikelompokkan menjadi tiga jenis: longitudinal,
sirkular dan radial. Susunan otot yang saling memperkuat dan saling
menyeimbangkan ini memungkinkan gurita melakukan beragam gerakan.
Ketika
menyembur air keluar, otot sirkular mengerut searah panjangnya. Namun,
sifat volumenya yang cenderung tetap menyebabkan otot tersebut melebar,
dan ini biasanya menjadikan tubuh gurita memanjang. Akan tetapi, otot
longitudinal mencegah pemanjangan ini. Otot radial tetap dalam keadaan
terentang selama peristiwa ini terjadi sehingga lapisan jaket menebal.
Setelah air disemburkan, otot radial mengerut dan memendek, sehingga
menyebabkan lapisan jaket menipis, dan rongga jaket pun terisi air
kembali.
Sistem
otot pada cumi-cumi hampir menyerupai gurita. Tetapi ada satu
perbedaan: cumi-cumi memiliki lapisan urat otot yang disebut mantel
sebagai ganti otot longitudinal pada gurita. Mantel ini terdiri dari dua
lapisan yang menutupi bagian luar dan dalam tubuhnya, seperti halnya
otot longitudinal. Di antara kedua lapisan ini adalah otot sirkular.
Otot radial terletak di antara lapisan otot sirkular, dalam posisi tegak
lurus.
Terdapat
pula desain sempurna tanpa cacat pada sistem perkembangbiakan
cumi-cumi. Telurnya memiliki permukaan lengket yang memungkinkannya
menempel dan menggantung pada rongga atau guagua di kedalaman lautan.
Embrio cumi-cumi mendapatkan sari makanan yang telah tersedia dalam
telur hingga saat menetas. Embrio melubangi kulit penutup telur dengan
menggunakan organ kecil mirip sikat pada bagian ekornya. Organ ini
segera hilang setelah telur menetas. Setiap bagian terkecil dari sistem
perkembangbiakan cumi-cumi telah dirancang dan berfungsi sebagaimana
tujuan perancangannya. Semua penciptaan menakjubkan ini tak lain adalah
perwujudan ilmu Allah yang tak terbatas.
“Dan pada penciptaan kamu dan pada binatang binatang yang melata yang bertebaran (di muka bumi) terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) untuk kaum yang meyakini.” (QS. Al-Jaatsiyah,45:4)Sumber : http://situs-lakalaka.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar